Categories
General Komunike

Sebuah klaim tanggung jawab atas aksi vandalisme di sekolah penebar bibit fasis

Kediri, Jawa Timur, Indonesia – Di tengah hiruk pikuk kepatuhan yang dipaksakan dan eksploitasi besar-besaran yang dianggap kenormalan, kami hadir sebagai anomali, sebagai manifestasi nyata dari pembangkangan terhadap sistem yang busuk secara radikal.

Apa yang kami lakukan adalah bentuk penolakan total terhadap setiap jengkal upaya kontrol penuh yang mereka rancang dengan begitu liciknya. Kami menolak setiap omong kosong tentang pembentukan norma, setiap narasi etos palsu yang mereka khotbahkan. Kami menampik keras segala bentuk manipulasi yang sejatinya hanyalah dalih untuk menundukkan kami, para pelajar, ke dalam kungkungan sistem yang mereka agungkan.

Mereka mungkin berilusi telah merampas banyak hal dari kami: waktu, kebebasan, bahkan mungkin sebagian dari mimpi-mimpi kami. Namun, dalam arogansi kekuasaan mereka, satu hal esensial yang luput dari perhatian mereka, satu hal yang takkan pernah bisa mereka rebut: keberanian merusak yang kami miliki. Keberanian untuk menghancurkan ilusi, untuk merobek tirai kepalsuan, untuk menorehkan jejak pemberontakan di setiap detak jantung kekuasaan mereka.

Biarkan mereka menyebut kami pemberontak, perusak, atau bahkan kriminal. Label-label itu tak lebih dari bisikan kosong di tengah badai pembangkangan kami. Kami adalah benih yang akan terus tumbuh liar layaknya gulma.

ABOLISH THE SYSTEM!
ABOLISH THE SCHOOL!
ABOLISH ALL THE PRISONS!